Apakah Menjadi Kaya = Jangan Jadi Karyawan?

Sebelum membahas ini, ada Penjelasan mengenai basic hubungan kerjasama. Misalnya anda punya Avanza saya pakai untuk rental. Berapa bagian yang ideal untuk pemilik dan pengendara? Mungkin anda pikir pembagian 50% untuk pemilik. Itu pembagian yang fair menurut anda. Bagaimana bila pemiliknya memiliki 1000 Mobil? Berarti pembagiannya hak pengendara 0.5/1000 yaitu 0.05% per pengendara dibandingkan pemilik yang mewakili 50% bagian. Jadi pemilik sebagai penguasa capital mendapatkan 50% karena dia memiliki cost of money yang murah. Pinjaman bank dengan bunga 9% yaitu 10x lebih rendah daripada orang yang tidak memiliki capital atau agunan. Jadi disini faktor capital membedakan atau mendiskriminasikan golongan menengah bawah daripada golongan atas. Inilah esensi pertama ketidakadilan masyarakat. Artinya ada ketimpangan cost of money yang memihak capital. Bagaimana dengan karyawan lainnya, apakah selalu pembagiannya 0.05%? Tidak. Misalnya ada karyawan kunci seperti art director, creative director, film director, atau misalnya broker yang hak nya lebih besar antara 2% - 10% dari omzet. Oleh karena besarnya porsi mereka maka mereka dipekerjakan system freelance. Banyak profesi semacam ini misalnya retail management consultant, franchise management consultant DLL

Apakah mesti kerjasama yang mendapatkan porsi besar harus freelance? Tidak. Tergantung dari industry anda. Beberapa posisi karyawan mendapatkan porsi besar 10% misalnya sebagai Franchise manager, atau tenant relation, sales manager hotel, atau sales manager event organizer DLL memiliki porsi cukup besar dalam perusahaan tergantung dari jenis industrinya. Apakah semua freelance mendapatkan porsi besar? Tidak tentu. Artis penyanyi misalnya seharusnya mendapatkan 70% hak income dan agent / manajemen mendapatkan 30%. Tapi banyak artis jebolan X-factor DLL malah terbalik mendapatkan 30%. Sisanya untuk manajemen artis pemilik acara. Tapi ini jauh lebih baik daripada sebagai rata-rata karyawan.