Uang Menimbulkan Bagasi

Mengapa ada pepatah hidup seperti roda kadang di atas kadang di bawah? Atau hidup jatuh dan bangun. Karena ada beberapa pengalaman, Uang menimbulkan bagasi. Contohnya ada seorang pengusaha sukses di bidang pendidikan yang cabang-cabangnya sudah banyak lebih dari 400 cabang. Akhirnya membuka sekolah wirausaha dan di dalamnya diajarkan cara cepat menjadi kaya, yaitu BODOL berani optimis menggunakan duit orang lain. Akhirnya usahanya tutup. Mengapa? Uang menimbulkan bagasi.

Jadi uang bukan gratis seperti buah mangga atau seperti hamster beranak. Oleh karena itu beberapa pengusaha sukses dinobatkan sebagai pengusaha Nomor satu se Indonesia, bahkan se Asia tenggara. Memiliki 1000 cabang. Orang tidak paham bahwa dengan mencapai 1000 cabang maka Uang menimbulkan bagasi. Yaitu 1000 orang pembeli franchise tersebut. Inilah yang menjadi bagasi atau beban liability. Seperti halnya pengusaha showrooms Mobil. Dengan meningkatnya omzet maka uang capitalnya membengkak menjadi stock Mobil yang semakin banyak. Sehingga uangnya tertahan dalam bentuk inventory stock Mobil. Uang menimbulkan bagasi. Oleh karena itu seorang yang sukses bisa mengantisipasi hal ini bahwa Uang menimbulkan bagasi. Yaitu dengan menciptakan system design bisnis yang memiliki beban bagasi yang lebih kecil. 1. Cara indicator nya adalah, setiap customer baru anda menambah beban, atau menambah ringan bisnis anda? Mungkin franchise anda ingin berkembang, Dari satu menjadi 10 menjadi 100 tapi kalau sudah 1000 ya harus dirubah konsep bisnisnya. Penjualan sepeda motor saja maksimum mencapai market size tidak lebih dari 10 juta. 2. Otoritas yang dibangun dalam bisnis bukanlah uang namun trust. Indicator nya mudah, kalau ada customer menelepon HP anda, bagaimana sikap mereka? Trust atau complain. 3. Ketika uang anda berkembang, seharusnya ada indicator keikhlasan yaitu berbentuk customer satisfaction. Bukan berarti tidak ada complain tapi seharusnya bisnis adalah pelayanan bukan.